Pengetahuan
lingkungan
Inventarisasi Tumbuhan Tingkat
Tinggi
Dosen
: Dra ELLY SETYOWATI, MPd
1. Dewi
Adza M
2. Dyah
Kusumaningrum
3. Ellen
Magdalena
4. Fajar
Ardie W
5. Fitria
Imroatus S.
6. Tyas
Winedar
Pendidikan Matematika 1-B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa karena atas limpahan rahmat, taufik
,dan hidayahnya sehingga kami masih di beri kemampuan dan kekuatan untuk bisa
menyelesaikan makalah ini.Keberhasilan tersebut juga berkat jalinan kerjasama
yang erat serta adanya rasa saling mempercayai antara setiap anggota kelompok
kami dan juga dosen pembimbing kami Dra.Elly Styowati Mpd.
Makalah ini berisikan
tentang materi pengetahuan lingkungan,dalam tahap inventarisasi tumbuhan
tinggi.Tumbuhan tingkat tinggi atau tumbuhan tinggi adalah tumbuhan yang yang
sudah memiliki akar, daun, bunga, buah secara sempurna.
Dalam makalah ini diharapkan
pembaca dapat mengetahui tumbuhan-tumbuhan yang sering kita lihat setiap saat
serta mengetahui kegunaan dan jenisnya.
Dalam penyusunan
makalah ini pastinya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran
sangat terbuka bagi kami dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kami dan bagi pembaca sekalian.
Kediri,
15 juli 2012
Penyusun
PENDAHULUAN
Di dunia ini
terdapat lebih
dari 280.000 spesies tumbuhan, belum termasuk sekitar 100.000 spesies jamur,
yang kesemuanya telah diidentifikasi dan telah diberi nama sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Ada pendapat yang mengelompokan kedalam tumbuhan karena
kemiripannya dan ada juga yang mengelompokkannya tersendiri karena jamur tidak
berklorofil (Campbell dan Reece, 2002). Dari keseluruhan tumbuhan yang tersebar
di muka bumi, sekitar 10% diantaranya berada di Indonesia. Tumbuhan yang
tingkat perkembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat tinggi (Phanerogamae),
dimasukkan dalam satu divisio, Spermatophyta yang terbagi atas Gymnospermae
dan Angiospermae. Angiospermae terbagi lagi atas Monocotyledonea dan
Dicotyledone.
Manusia
telah memanfaatkan tumbuhan sebagai tanaman sumber bahan makanan (tanaman
pangan, tanaman perkebunan, tanaman sayuran, dan tanaman buah-buahan), sumber
bahan obat, sumber bahan rempah/bumbu, sumber tanaman hias, sumber bahan
kerajinan/industri/, sumber bahan sandang, dan sumber bahan papan. Agar spesies
tumbuhan tersebut dapat dikenali karena kaitannya dengan peranannya dalam
bidang produksi tanaman secara efektif dan produktif, maka perlu dikaji
pengetahuan tentang klasifikasi tumbuhan, sehingga semua tumbuhan dapat
dikelompokkan secara taksonomis berdasarkan ciri-ciri yang spesifik.
KLASIFIKASI
TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
Tumbuhan
yang tingkat perkembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat tinggi (Phanerogamae),
dimasukkan dalam satu divisio, Spermatophyta yang terbagi atas dua takson :
a.
Gumnospermae
b.
Angiospermae
Adapun
ciri-ciri bangsa tumbuhan berbiji (spermathophyta) adalah :
·
Menghasilkan biji
·
Didalam biji terdapat embrio
·
Mengalami penyerbukan
·
Organ tubuhnya sudah sempurna (sudah memiliki akar,
batang, dan daun secara lengkap)
·
Sporofitnya merupakan tanaman utama, sedang
gametofitnya mengalami reproduksi
·
Kandungan lembaganya ajan berubah menjadi biji
A.
Gymnospermae
Ciri-ciri
tumbuhan berbiji terbuka
1.
Akar :
-
Tunggang
-
Berkambium
-
Terdapat trakeid, yaitu fasis (berkas pembuluh
pengangkut) yang belum berfungsi secara sempurna
-
Berkaliptra dengan batas antara ujung akar dengan
kaliptra tidak jelas
2.
Batang
-
Memiliki kambium
-
Terdapat trakeid
-
Batngbtua maupun muda tidak memiliki floeterma (sarung tepung), yaitu
endodermis yng menghasilkan zat tepung
3.
Daun
-
Tidak terlalu lebar
-
Tebal
-
Kaku
-
Seperti jarum
4.
Biji
-
Bakal biji tidak terlindungi oleh bakal buah
-
Terjadi pebuahan tunggal
Klasifikasi
gymnospermae (berbiji terbuka)
1.
Kelas pteridospermae
2.
Kelas Gycadinae
3.
Kelas Bennettinae
4.
Kelas Cordaltinae
5.
Kelas Ginkyoinae
6.
Kelas Coniferinae
7.
Kelas Gnetinae
Klasifikasi
angyospermae (berbiji tertutup)
1.
Kelas Monocotyledoneae (monokotil)
2.
Kelas Dycotyledoneae (dikotil)
Ciri
Monocotyledoneae
-
Pada setiap bijinya terdapat kotiledon
-
Akarny tersusun dalam sistem akar serabut
-
Akar dan atang tidak berkambium
-
Pertumbuhan
akar dan batang tidak dapat melebar
-
Susunan tulang daun
sejajar / melengkung
-
Jumlah mahkota dan kelopak bunga
Ciri Dicotyledonae
-
Setiap biji memiliki dua buah kotiledon
-
Akarnya tersusun dalam sistem akar tunggang
-
Batang dan akarnya berkambium
-
Akar dan batangnya dapat tumbuh melebar
-
Susunan tulang daun menjari
-
Jumlah mahkota dan kelopak bunga pada umumnya
berkelipatan empat atau lima dan berbelah dua
-
Ujung akar dan batang tidak mempunyai pelindung
-
Tudung akar (kalipptra) tidak memiliki kaliptrogen
Inventarisasi Gymnospermae
1.
GNETUM
GNEMON (mlinjo)
Ø Klasifikasi
ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Kerajaan : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Ø Habitat
Tanaman
melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir
dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang
berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan
yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang
tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 - 8 m.
Melinjo
dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang,
melinjo tidak memerlukan tanah yang
bernutrisi tinggi atau iklim khusus.
Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan
melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat
tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi.
Di Indonesia tumbuhan
melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di
beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara
langsung.
Ø Habitus
Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina).
Ø Ukuran
tinggi batang
Tanaman melinjo dapat tumbuh
mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu menghasilkan melinjo
sebanyak 80 - 100 Kg, Bila tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 25 m dari
permukaan tanah. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Ø Daun
Ø Bunga , buah
dan biji
Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk
tumbuhan berbunga.Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging. Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit
luar.
Tanaman melinjo dapat diperbanyak
dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan
dan stek).
Ø Gambar Gnetum gnemon (mlinjo)
Ø Ditemukan
didaerah
Inventarisasi Agyospermae
2.
Piper betle (sirih)
Ø
Klasifikasi ilmiah Piper betle (sirih)
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper bitle L.
Ø
Habitat
Tanaman sirih dapat dijumpai di derah daratan yang lembab.
Ø
Habitus
Terna atau
tumbuhan-tumbuhan berkayu, herba, batang berair, batang berbuku-buku yang
memanjat menggunakan akar-akar pelekat.
Ø
Batang
Tanaman
merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat
kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.
Ø Akar
Tanaman sirih
mempunyai sistem perakaran serabut. Dan pada pada akar tanaman sirih memiliki bagian-bagian
seperti batang akar, cabang akar dan serabut akar. Akar pada tanaman sirih
merupakan suatu modifikasi untuk memenuhi fungsinya dari akar yang disebut akar
pelekat yaitu akar-akar yang keluar pada buku-buku batang tumbuhan memanjat dan
berguna untuk melekatkan diri pada penunjangnya.
Ø Daun
Daunnya yang tunggal berbentuk
jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan
mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar
2 - 5 cm.
Ø Bunga , buah
dan biji
Bunga amentum, apetalla (tidak
bercorolla) dan majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm
berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan
terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya
sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna
putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau
keabu-abuan. Dalam biji terdapat sel-sel minyak atsiri.
Ø
.Gambar Piper betle (sirih)
Ø Ditemukan
dari
3.
Arthocarpus communis (sukun)
Ø
Klasifikasi ilmiah Arthocarpus
communis (sukun)
Kingdom :
Plantae
Famili :
urticacea
Genus :
Arthocarpus
Spesies :
Altilitis
Ø Habitat
Pohon ini
dapat tumbuh mudah didaratan yang
tanahnya subur.
Ø
Habitus
Pohon sukun (atau pohon
timbul) umumnya adalah pohon tinggi, bertajuk rimbun dengan percabangan
melebar ke samping
Ø Batang
Pohon sukun tingginya dapat mencapai
10-30m, meski umumnya di
pedesaan hanya belasan meter tingginya. Hasil perbanyakan pohon ini dengan klon
umumnya pendek dan bercabang rendah. Batang
besar dan lurus, hingga 8 m.
Ø Akar
Sering dengan akar papan (banir)
yang rendah dan memanjang, bertajuk renggang, bercabang mendatar.
Ø Daun
Berdaun besar-besar yang tersusun
berselang-seling; lembar daun 20-40 × 20-60 cm, berbagi menyirip dalam, liat
agak keras seperti kulit, hijau tua mengkilap di sisi atas, serta kusam, kasar
dan berbulu halus di bagian bawah. Kuncup tertutup oleh daun penumpu besar yang
berbentuk kerucut. Semua bagian pohon mengeluarkan getah putih (lateks) apabila
dilukai.
Ø Bunga
Perbungaan dalam ketiak daun,
dekat ujung ranting. Bunga jantan dalam bulir berbentuk gada panjang yang
menggantung, 15-25 cm, hijau muda dan menguning bila masak, serbuk sari kuning
dan mudah diterbangkan angin. Bunga majemuk betina berbentuk bulat atau agak
silindris, 5-7 × 8-10 cm, hijau.
Buahnya berbentuk bulat sampai sedikit agak
lonjong, buah muda berkulit kasar dan buah tua berkulit halus. Warna buah
tua berwarna hijau kekuningan dengan berat dapat mencapai 4 kg per buah.
Daging buah berwarna putih krem dan rasanya agak manis dan memiliki aroma
spesifik.
Buah majemuk merupakan
perkembangan dari bunga betina majemuk, dengan diameter 10-30 cm. Forma berbiji
(timbul) dengan duri-duri lunak dan pendek, hijau tua. Forma tak berbiji
(sukun) biasanya memiliki kulit buah hijau kekuningan, dengan duri-duri yang
tereduksi menjadi pola mata faset segi-4 atau segi-6 di kulitnya.
Biji timbul berbentuk bulat atau
agak gepeng sampai agak persegi, kecoklatan, sekitar 2,5 cm, diselubungi oleh
tenda bunga. Sukun tidak menghasilkan biji, dan tenda bunganya di bagian atas
menyatu, membesar menjadi 'daging buah' sukun.
Ø Ganbar
Arthocarpus
communis (sukun)
Ø Ditemikan
dari
Ø Pohon sukun
memiliki 3 jenis varietas yang dicirikan oleh ukuran buah dan letak kedudukan
daun. Jenis varietas pertama dan kedua berukuran buah kecil dan sedang dengan kedudukan
daun agak menguncup ke atas, tepi daun bercanggap dengan lekuk dangkal. Jenias
varietas lainnya berukuran buah besar dengan kedudukan daun mendatar dan tepi
daun mencanggap dengan lekuk dalam.
4.
Annona
muricata l (sirsak)
Ø Klasifikasi
ilmiah Annona muricata
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub
Kelas: Magnoliidae
Ordo:
Magnoliales
Genus:
Annona
Spesies:
Annona muricata L.
Ø Habitat
Tumbuhan ini
dapat tumbuh di sembarang tempat. Daat tumbuh subur apabila disekitar
banyak terdapat air. Tetapi untuk
memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, maka yang paling balk
ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air. Di Indonesia, sirsak
tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian kurang dari 1000 meter
di atas permukaan laut.
Ø Habitus
Tumbuhan ini
berbentuk pohon, berwarna coklat tua, batang berkayu (lignosus), silindris,
permukaan kasar, percabangan simpodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah
tumbuh cabang ada yang condong ke atas dan ada yang mendatar
Ø Batang
Pohon
ini bisa mencapai tinggi 9 meter.Batang mempunyai
batang berkayu dan dapat hidup menahun. Sirsak
(Annona muricata) berupa tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran
kecil dan rendah.
Ø Akar
Akar buah
sirsak berupa akar tunggang.
Ø Daun
Daunnya
berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus
berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda.
Memiliki
daun berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus). Permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus), tepi daun rata (integer), daging daun tebal dan kaku
seperti kulit/belulang (coriaceus).
Pangkal daun runcing daun ujung daun tumpul (obtusus).
Ø
Buah, bunga dan biji
Buah berbentuk
majemuk agregat bertekstur empuk daging buahnya berwarna putih berbiji
banyak dan mempunyai duri yang pendek mempunyai cita rasa yang manis.
Biji dalam satu buah agregat berjumlah banyak berwarna
hitam mengkilat.
Berbentuk bulat telur agak tebal dan pada
permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada
bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda.
Buah
sirsak bukan buah sejati, yang ukurannya cukup besar hingga 20-30cm dengan
berat mencapai 2,5 kg. Yang dinamakan "buah" sebenarnya adalah
kumpulan buah-buah (buah agregat) dengan biji
tunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Daging buah
sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna hitam. Buah ini sering
digunakan untuk bahan baku jus minuman serta es krim. Buah sirsak mengandung
banyak karbohidrat, terutama fruktosa.
Kandungan gizi lainnya adalah vitamin
C,
vitamin
B1
dan vitamin
B2
yang cukup banyak. Bijinya
beracun, dan dapat digunakan sebagai insektisida alami, sebagaimana biji srikaya.
Bunga
tunggal dalam berkas 1-2 berhadapan / disamping daun mahkota daun mahkota
segitiga.
Ø Gambar Annona
muricata l
Ø Tempat diperoleh desa sukorejo kat
Ø Manfaat Annona
muricata L.
Daun sirsak untuk mengobati batuk,
rematik, mual, luka dan kanker. Buah sirsak untuk mengobati sakit kuning,
disentri, kencing batu, dan hypertension.
5.
Mangifera indica (mangga)
Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
M. indica
|
Ø
Habitat
Di tempat dengan curah hujan yang tidak tinggi, dan pada
ketinggian 1200 m dari atas permukaan laut.
Ø Habitus
Ttermasuk tumbuhan
tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan
berkayu
Ø batang
Mmempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai
tinggi 10-40 m.
Ø akar
Berakar tunggang yang
bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke
bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang
30-60 cm.
Ø Daun
Daun tunggal, dengan
letak tersebar, tanpa daun
penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi
dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada
alurnya.
Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.
·
Berbentuk bulat telur, ujungnya
runcing seperti mata tombak.
·
Berbentuk segi empat, tetapi
ujungnya runcing.
·
Berbentuk segi empat, ujungnya
membulat.
Ø Buah
Buah
mangga termasuk kelompok buah batu (drupa)
yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung
pada macamnya, mulai dari bulat (misalnya mangga gedong), bulat telur (gadung,
indramayu, arumanis) hingga lonjong memanjang (mangga golek). Panjang buah
kira-kira 2,5-30 cm.
Kulit buah agak tebal
berbintik-bintik kelenjar; hijau, kekuningan atau kemerahan bila masak. Daging
buah jika masak berwarna merah jingga, kuning atau krem, berserabut atau tidak,
manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji berwarna putih,
gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, mengayu dan berserat. Biji ini
terdiri dari dua keping; ada yang monoembrional dan ada pula yang
poliembrional. salah satu jenis mangga yang digemari di Indonesia adalah mangga
arummanis
Ø Bunga
Berumah satu (monoecious), bunga mangga merupakan bunga majemuk yang berkarang dalam malai bercabang banyak di ujung ranting. Karangan bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang gundul, kuning kehijauan, sampai 40 cm panjangnya. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000.
Bunga-bunga dalam karangan berkelamin campuran, ada yang jantan dan ada pula yang hermafrodit (berkelamin dua). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak daripada bunga hermafrodit, dan jumlah bunga hermafrodit inilah yang menentukan terbentuknya buah. Persentase bunga hermafrodit bermacam-macam, tergantung dari varietasnya, yaitu antara 1,25%-77,9%; sementara yang mempunyai bakal buah normal kira-kira 5-10%.
Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang, dan berbau harum. Kelopak bunga biasanya bertaju 5; demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8. Warnanya kuning pucat, sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 sampai 5 yang warnanya sedikit tua. Bagian tepi daun mahkota berwarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.
Benang sari berjumlah 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua buah sedangkan yang lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerah-merahan dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikron.
Bakal buahnya tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentuknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.
Ø Dioeroleh
dari mana
6.
Annona
squamosa L. (srikaya)
Ø Klasifikasi ilmiah Annona squamosa L.
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio :Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Polycarpicae/ Ranales/
Ranunculales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa L.
Ø Habitus
Tumbuhan
perdu, berumur panjang (perenial). Berumah satu (monoecus), berkelamin b anci
(hermaphroditus).
Ø Batang
Berkayu,
silindris, tegak, warna keabu-abuan, kulit tipis, permukaan kasar, percabangan
simpodial, arah cabang miring ke atas. Tinggi 2 - 5 m.
Ø Akar
Akar
tunggang. dapat digunakan untuk mengatasi: sembelit, disentri akut, depresi
mental, dan nyeri tulang punggung.
Ø Daun
Daun tunggal, bertangkai
pendek, tersusun berseling (alternate), warna hijau, bentuk
memanjang (oblongus), helaian daun tipis kaku, ujung dan pangkal
runcing, tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan. Permukaan
daun mengkilat (nitidus). Daging daun seperti kertas (papyraceus).
Daun majemuk, helaian bentuk elips memanjang sampai bentuk lanset, ujung
tumpul, sampai meruncing pendek, panjang 6–17 cm, lebar 2,5–7,5 cm.
Daun kelopak segitiga, waktu kuncup
bersambung seperti katup, kecil. Mahkota daun mahkota segitiga, yang terluar
berdaging tebal, panjang 2–2,5 cm, putih kekuningan, dengan pangkal yang
berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam sangat kecil atau mereduksi.
Ø Bunga
Bunga
tunggal, dalam berkas, 1-2 berhadapan atau samping daun, muncul di ketiak
daun dan ujung batang, bertangkai, kelopak tebal berwarna hijau kekuningan
Dasar bunga
bentuk tugu (tinggi). Benang sari berjumlah banyak, putih, kepala sari bentuk
topi, penghubung ruang sari melebar, dan menutup ruang sari. Putik banyak,
setiap putik tersusun dari 1 daun buah, ungu tua, kepala putik duduk, rekat
menjadi satu, mudah rontok.
Ø Buah, bunga
dan biji
Merupakan
buah buni ganda (buah sejati ganda). Buah majemuk agregat. Berbentuk bulat
membengkok di ujung, garis tengah 5-10 cm. Buahnya berbentuk bulat dengan kulit
bermata banyak. Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat. Bijinya
berwarna coklat tua. Buah semu, bulat mengerucut, warna hijau berbedak putih,
5 - 10 cm, permukaan buah benjol-benjol, dengan biji berbentuk kepingan
kecil - berwarna hitam mengkilat, berbuah setelah berumur 3 - 5 tahun
Perbanyaan Generatif (biji).
Ø Gambar Annona
squamosa L.
Ø Manfaat
Daun
digunakan untuk mengatasi: batuk, demam, reumatik, menurunkan kadar asam urat
darah yang tinggi, disentri, rectal prolaps pada anak-anak, cacingan, kutu
kepala, pemakaian luar untuk borok, luka, bisul, skabies, kudis, dan ekzema.
Biji digunakan untuk mengatasi pencernaan lemah, cacingan, dan mematikan kutu
kepala dan serangga. Buah muda digunakan untuk mengatasi : diare, disentri
akut, dan gangguan pencernaan (atonik dispepsia). Kulit kayu digunakan untuk
mengatasi: diare, disentri, dan luka berdarah.
7.
Regnum :
Plantae
Divisio :
Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Kelas :
Dicotyledoneae
Sub Kelas :
Sympetalae
Bangsa :
Tubiflorae/Personatae/Solanales/ Scrophulariales
Famili :
Acanthaceae
Genus :
Pachystachys
Spesies : Pachystachys
lutea L
Ø Habitat
tanaman
yang berasal dari hutan hujan di Hindia Barat ini tumbuh subur di daerah
tropis. Perbanyakan tanaman cukup dengan stek batang. Bunga Lilin adalah
jenis tanaman yang tidak rewel. Cukup sinar matahari, tanah yang subur
dan penyiraman biasa maka tanaman ini akan menghasilkan bunga sepanjang tahun.
Gugurnya daun menandakan tanaman ini kekurangan air. Cukup dengan memangkasnya,
maka tanaman perdu ini akan tumbuh sesuai dengan ketinggian yang diinginkan. Tumbuh baik pada ketinggian 10-1500 meter
diatas permukaan laut.
.
Ø Habitus
Merupakan
tanaman semak
Ø Batang
Tinggi
batang mencapai 90 – 120 cm. Menyukai
tanah yang gembur dan subur di bawah sinar matahari. Batangnya bulat,
beruas-ruas, kasar, dan berwarna hijau kecoklatan.
Ø
Daunnya
Daun tunggal, bersilangan berhadapan, tidak
bertangkai. Helaian daun berbentuk lanset, ujung dan pangkalnya meruncing. Daun
berwarna hijau dengan permukaan daun kasar, panjang daun 5-15 cm dan
pertulangan menyirip.
Ø Akar
Serabut, coklat kehijauan.
Ø Bunga,buah
dan biji
Lilin
berwarna putih dan muncul dari dalam tandan yang menyerupai sisik udang
berwarna kuning cerah. Tandan ini sebenarnya adalah merupakan modifikasi dari
daun Bunga Lilin. Termasuk dalam keluarga Acantaceae.Berbunga
pada musim panas dengan bunga majemuk yang keluar di ujung batang atau cabang.
Bentuk bunga bulir dengan seludang bunga berbentuk oval dan ujung meruncing.
Bunga tersusun seperti bongkol, dengan ukuran bervariasi dan berwarna kuning. Kelopak
bunga berlepasan, bentuk jarum, panjang 1-1,5 cm, dan berwarna kuning. Benang
sari 2 dengan kepala sari berbentuk panah dan berwarna hijau. Mahkota
bunga berbentuk paruh, ujung bercangap 2, asimetris, panjang 3-8 cm,
halus, dan berwarna putih.
Buahnya kotak, bulat telur, kasar, dengan panjang 3-8 mm, dan berwarna hijau. Bijinya bulat, jumlah banyak, keras, dan berwarna hitam.
Buahnya kotak, bulat telur, kasar, dengan panjang 3-8 mm, dan berwarna hijau. Bijinya bulat, jumlah banyak, keras, dan berwarna hitam.
Ø Kandungan
kimia
Seluruh bagian tanaman bunga lilin mengandung alkaloid, saponin,dan polifenol.
Baik daun, bunga, atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan dapat digunakan sebagai obat.
Seluruh bagian tanaman bunga lilin mengandung alkaloid, saponin,dan polifenol.
Baik daun, bunga, atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan dapat digunakan sebagai obat.
8.
Mimosa
pudica (putri malu)
Ø
Habitat Putri Malu
Tumbuhan putri malu dapat tumbuh
dimana saja dengan begitu suburnya disekitar kita. Putri malu dapat tumbuh
secara liar dimana saja, dan tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang khusus
misalnya seperti pemupukan atau penyiraman. Tanaman putri malu bisa tumbuh
dimana saja diatas permukaan tanah, baik diatas permukaan tanah yang lembab
maupun diatas permukaan tanah yang gersang.
Tanaman
putri malu biasanya tumbuh diatas tanah yang lapang baik itu diladang,
diperkebunan, diperkarangan rumah dan pada tempat yang lainnya disekitar kita.
Ø Habitus
perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah
dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu"
dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan
dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis
lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit
keadaannya akan pulih seperti semula.
Ø Batang
Batang
tumbuhan putri malu berbeda dengan tumbuhan lainnya, yaitu batang putri malu
berbentuk bulat. Pada seluruh batangnya terdapat rambut dan mempunyai duri yang
menempel , batang tumbuhan putrid malu dengan rambut sikat yang mengarah secara
miring kepermukaan tanah atau kearah bawah.
Ø Daun
Daun putri malu atau sikejut berupa
daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun pada setiap
sirip sekitar 5 - 26 pasang. Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai
lanset, ujung runcing, pangkal memundar, tepi rata. Jika kita raba pada
permukaan atas dan bawah daun terasa licin, panjang 6 - 16 mm, lebar 1-3 mm.
daun berwarna hijau, akan tetapi pada tepi daun umumnya berwarna ungu.
Jika daun tersentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip
terkumpul rapat dengan panjang 4-5,5 cm.
Ø Akar
Putri malu atau sikejut mempunyai
akar pena yang sangat kuat berbeda dengan akar-akar tanaman-tanaman lainnya, jika
kita cabut langsung terangkat seluruh akar-akar nya. Akan tetapi lain
halnya dengan akar tanaman putri malu, untuk mencabuti nya kita memerlukan
suatu alat-alat yang khusus agar semua akar-akar nya teracabut.
Ø Bunga, buah
dan biji
Putri malu biasanya mempunyai bunga
yang berbentuk bulat seperti bola dan tidak mempunya mahkota atau kelopak bunga
yang besar seperti bunga-bunga yang lain. Akan tetapi kelopak bunga putrid malu
bentuknya sangat kecil dan bergigi empat seperti selaput putih. Tabung mahkotanya
juga berukuran sangat kecil, bertaju empat seperti selaput putih.
Buah putri malu berbetuk polong,
pipih seperti garis dan berukuran sangat kecil jika disbandingkan dengan
buah-buah tumbuhan lainnya.
Sama halnya seperti buah, tanaman
putri malu juga memiliki biji, yang berukuran kecil dan bulat,berbentuk pipih .
putri malu termasuk kedalam tumbuhan yang berbiji tertutup (Angiospermae) dan
berkembangbiak dengan biji.
Ø
Gambar Mimosa pudica
Ø
Gerak tumbuhan
Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau
dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya
perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut
juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.
Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti
daun putri malu tidak peduli darimana arah datangnya sentuhan.
Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali
setelah matahari terbit.
Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan
tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun
bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna
yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa
tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya.
9.
Syzygium
polyanthum (salam)
Klasifikasi
ilmiah
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan Nusantara. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum.
Pohon berukuran sedang, mencapai tinggi 30 m dan gemang 60 cm. Pepagan
(kulit batang) berwarna coklat abu-abu, memecah atau bersisik.
Daun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm. Helai
daun berbentuk jorong-lonjong, jorong sempit atau lanset, 5-16 x 2,5-7 cm,
gundul, dengan 6-11 urat daun sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal
nampak jelas dekat tepi helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus.
Karangan bunga berupa malai
dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm, muncul di bawah daun atau kadang-kadang
pada ketiak. Bunga kecil-kecil, duduk, berbau harum, berbilangan-4; kelopak
seperti mangkuk, panjangnya sekitar 4 mm; mahkota lepas-lepas, putih, 2,5-3,5
mm; benang sari banyak, lk. 3 mm, terkumpul dalam 4 kelompok, lekas rontok;
piringan tengah agak persegi, jingga kekuningan. Buah buni membulat atau
agak tertekan, 12 mm, bermahkota keping kelopak, berwarna merah sampai ungu kehitaman apabila
masak.
Salam memiliki banyak nama yaitu:
- Melayu: ubar serai[2]
- Sunda, Jawa dan Madura: Salam[2]
- Kangean: kastolam[2]
- Jawa: manting [3]
- Sumatera: meselengan [3]
Kegunaan
Daun salam digunakan terutama sebagai rempah
pengharum masakan di sejumlah negeri di Asia
Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur
mayur, maupun nasi.
Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering atau pun segar, dan turut
dimasak hingga makanan tersebut matang. [4]
Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak keras. Di pasar dan di
dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias lengkuas.
Kayunya berwarna coklat jingga kemerahan dan
berkualitas menengah. Kayu
yang tergolong ke dalam kayu kelat (nama perdagangan) ini dapat dipergunakan sebagai bahan
bangunan dan perabot rumah tangga. Kulit batang salam mengandung tanin, kerap dimanfaatkan sebagai ubar (untuk mewarnai dan mengawetkan)
jala, bahan anyaman dari bambu dan lain-lain. Kulit batang dan daun salam biasa
digunakan sebagai bahan ramuan tradisional untuk menyembuhkan sakit perut. Buah
salam dimakan orang juga, meski hanya anak-anak yang menyukainya.[1]
Secara tradisional, daun salam digunakan sebagai
obat sakit perut. [1]
Daun salam juga dapat digunakan untuk menghentikan buang air besar yang
berlebihan. [5]
Pohon salam bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol
tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing
manis, dan lain-lain. [6]
Penggunaan daun salam sebagai obat di atas
disebabkan oleh kandungannya yakni pada daun salam kering terdapat sekitar
0,17% minyak esensial, dengan komponen penting eugenol dan metil
kavikol (methyl chavicol) di dalamnya. Ekstrak etanol dari daun
menunjukkan efek antijamur
dan antibakteri,
sedangkan ekstrak metanolnya
merupakan anticacing,
khususnya pada nematoda
kayu pinus Bursaphelenchus
xylophilus. [4]
Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan ini adalah minyak atsiri, tannin, dan
flavonoida. Bagian pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit
batang, akar, dan buah.[6]
Ekstrak daun salam 3x250 mg/hari menunjukkan
kecenderungan dapat menurunkan kadar gula
darah puasa dan 2 jam
setelah makan terutama pada kadar gula darah di bawah 200 mg/dL walaupun secara
statistik
perbedaannya tidak signifikan. [7]
Ekologi
Salam menyebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan
dan Jawa. Pohon ini
ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder, mulai dari tepi pantai hingga
ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di Sabah) dan 1.300 m
dpl (di Thailand); kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk bawah. [4]
Di samping itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan
lahan-lahan wanatani
yang lain, terutama untuk diambil daunnya. Daun salam liar hampir tak pernah
dipergunakan dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda dan kurang
harum, salam liar juga menimbulkan rasa agak pahit.
10.
Pohon
jamblang
Buah
jamblang
Pohon yang kokoh
dan tidak menggugurkan daun, kadang-kadang berbatang bengkok, tinggi hingga 20 m dan gemang mencapai 90 cm. Bercabang
rendah dan bertajuk bulat atau tidak beraturan.
Daun-daunnya
terletak berhadapan, bertangkai 1-3,5 cm. Helaian daun bundar telur terbalik
agak jorong sampai jorong lonjong, 5-25 x 2-10 cm, pangkal berbentuk pasak atau
membundar, ujung tumpul atau agak melancip, bertepi rata, menjangat tebal dengan tepi yang tipis dan
agak tembus pandang. Hijau tua berkilat di sebelah atas, daun jamblang agak
berbau terpentin apabila diremas. Daun yang muda
berwarna merah jambu.
Karangan bunga dalam malai atau malai rata, renggang, hingga tiga kali
bercabang; umumnya muncul pada cabang-cabang yang tak berdaun. Bunga kecil, duduk rapat-rapat, 3-8
kuntum di tiap ujung tangkai, berbau harum. Daun kelopak bentuk lonceng melebar
atau corong, tinggi 4-6 mm, kuning
sampai keunguan. Daun mahkota bundar dan lepas-lepas, 3 mm, putih abu-abu sampai
merah jambu, mudah gugur. Benang sari banyak, 4-7 mm; putik 6-7 mm.
Buah buni
berbentuk lonjong sampai bulat telur, sering agak bengkok, 1-5 cm, bermahkota
cuping kelopak, dengan kulit tipis licin mengkilap, merah tua sampai ungu
kehitaman, kadang-kadang putih. Sering dalam gerombolan besar. Daging buah
putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu, hampir tak berbau, dengan banyak
sari buah, sepat masam sampai masam manis. Biji lonjong, sampai 3,5 cm. [2] [3]
Kegunaan
Bunga
jamblang
Buah jamblang biasa dimakan segar. Di India dan Filipina, seperti juga
kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah jamblang yang masak dicampur
dengan sedikit garam dan
kadang-kadang ditambahi gula, lalu
dikocok di dalam wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga
lunak dan berkurang sepatnya. Buah yang kaya vitamin A dan C ini juga dapat
dijadikan sari buah, jeli atau anggur. Di Filipina, anggur jamblang diusahakan secara
komersial. [2]
Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, meskipun tidak istimewa dan
agak mudah pecah. Kayu ini cukup kuat, tahan air dan serangan serangga; sekalipun
agak sukar dikerjakan. Yang terlebih sering ialah digunakan sebagai kayu bakar. Kulit kayunya menghasilkan zat
penyamak (tanin) dan dimanfaatkan untuk mewarnai (ubar) jala. Kepingan kecil
pepagan ini juga kadang-kadang dibubuhkan untuk menghambat keasaman tuak. Daunnya kerap digunakan sebagai
pakan ternak.
Beberapa bagian tumbuhan juga dipergunakan sebagai bahan obat, tradisional
maupun modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali digunakan sebagai
obat kencing manis, murus (diare), dan beberapa penyakit lain.
Bahkan simplisia dari kulit batang (dikenal sebagai Syzygii
cortex) dan biji jamblang (disebut Syzygii semen) dahulu dianjurkan
sebagai sediaan apotek yang tidak
wajib. Di samping tanin, bahan aktif yang dikandungnya antara lain adalah
glukosida yambolin (jamboline). [1] [4]
Pohon jamblang juga sering ditanam sebagai pohon peneduh di pekarangan dan
perkebunan (misalnya untuk meneduhi tanaman kopi), atau sebagai penahan angin (wind
break). Bunga-bunganya baik sebagai pakan lebah madu.
Daftar
pustaka
sumber http://solihahfitri.blogspot.com
No comments:
Post a Comment
silahkan tinggalkan komentar anda,biar saya dapat memperbaiki dan melayani anda dengan baik
makasih sudah berkunjung ke blogku kawan :)