Monday, 10 March 2014

makalah tumbuhan tingkat tinggi

Pengetahuan lingkungan
Inventarisasi Tumbuhan Tingkat Tinggi
Dosen : Dra ELLY SETYOWATI, MPd
Disusun oleh :
1.      Dewi Adza M
2.      Dyah Kusumaningrum
3.      Ellen Magdalena
4.      Fajar Ardie W
5.      Fitria Imroatus S.
6.      Tyas Winedar
Pendidikan Matematika 1-B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa karena atas limpahan rahmat, taufik ,dan hidayahnya sehingga kami masih di beri kemampuan dan kekuatan untuk bisa menyelesaikan makalah ini.Keberhasilan tersebut juga berkat jalinan kerjasama yang erat serta adanya rasa saling mempercayai antara setiap anggota kelompok kami dan juga dosen pembimbing kami Dra.Elly Styowati Mpd.
Makalah ini berisikan tentang materi pengetahuan lingkungan,dalam tahap inventarisasi tumbuhan tinggi.Tumbuhan tingkat tinggi atau tumbuhan tinggi adalah tumbuhan yang yang sudah memiliki akar, daun, bunga, buah secara sempurna.
Dalam makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui tumbuhan-tumbuhan yang sering kita lihat setiap saat serta mengetahui kegunaan dan jenisnya.
Dalam penyusunan makalah ini pastinya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat terbuka bagi kami dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan bagi pembaca sekalian.
Kediri, 15 juli 2012
                                                                                                                        Penyusun


PENDAHULUAN
Di dunia ini terdapat lebih dari 280.000 spesies tumbuhan, belum termasuk sekitar 100.000 spesies jamur, yang kesemuanya telah diidentifikasi dan telah diberi nama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ada pendapat yang mengelompokan kedalam tumbuhan karena kemiripannya dan ada juga yang mengelompokkannya tersendiri karena jamur tidak berklorofil (Campbell dan Reece, 2002). Dari keseluruhan tumbuhan yang tersebar di muka bumi, sekitar 10% diantaranya berada di Indonesia. Tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat tinggi (Phanerogamae), dimasukkan dalam satu divisio, Spermatophyta yang terbagi atas Gymnospermae dan Angiospermae. Angiospermae terbagi lagi atas Monocotyledonea dan Dicotyledone.
Manusia telah memanfaatkan tumbuhan sebagai tanaman sumber bahan makanan (tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman sayuran, dan tanaman buah-buahan), sumber bahan obat, sumber bahan rempah/bumbu, sumber tanaman hias, sumber bahan kerajinan/industri/, sumber bahan sandang, dan sumber bahan papan. Agar spesies tumbuhan tersebut dapat dikenali karena kaitannya dengan peranannya dalam bidang produksi tanaman secara efektif dan produktif, maka perlu dikaji pengetahuan tentang klasifikasi tumbuhan, sehingga semua tumbuhan dapat dikelompokkan secara taksonomis berdasarkan ciri-ciri yang spesifik.

KLASIFIKASI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
Tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat tinggi (Phanerogamae), dimasukkan dalam satu divisio, Spermatophyta yang terbagi atas dua takson :
a.       Gumnospermae
b.      Angiospermae
Adapun ciri-ciri bangsa tumbuhan berbiji (spermathophyta) adalah :
·         Menghasilkan biji
·         Didalam biji terdapat embrio
·         Mengalami penyerbukan
·         Organ tubuhnya sudah sempurna (sudah memiliki akar, batang, dan daun secara lengkap)
·         Sporofitnya merupakan tanaman utama, sedang gametofitnya mengalami reproduksi
·         Kandungan lembaganya ajan berubah menjadi biji
A.    Gymnospermae
Ciri-ciri tumbuhan berbiji terbuka
1.      Akar :
-          Tunggang
-          Berkambium
-          Terdapat trakeid, yaitu fasis (berkas pembuluh pengangkut) yang belum berfungsi secara sempurna
-          Berkaliptra dengan batas antara ujung akar dengan kaliptra tidak jelas
2.      Batang
-          Memiliki kambium
-          Terdapat trakeid
-          Batngbtua maupun muda tidak memiliki floeterma (sarung tepung), yaitu endodermis yng menghasilkan zat tepung
3.      Daun
-          Tidak terlalu lebar
-          Tebal
-          Kaku
-          Seperti jarum
4.      Biji
-          Bakal biji tidak terlindungi oleh bakal buah
-          Terjadi pebuahan tunggal
Klasifikasi gymnospermae (berbiji terbuka)
1.      Kelas pteridospermae
2.      Kelas Gycadinae
3.      Kelas Bennettinae
4.      Kelas Cordaltinae
5.      Kelas Ginkyoinae
6.      Kelas Coniferinae
7.      Kelas Gnetinae
Klasifikasi angyospermae (berbiji tertutup)
1.      Kelas Monocotyledoneae (monokotil)
2.      Kelas Dycotyledoneae (dikotil)
Ciri Monocotyledoneae
-          Pada setiap bijinya terdapat kotiledon
-          Akarny tersusun dalam sistem akar serabut
-          Akar dan atang tidak berkambium
-           Pertumbuhan akar dan batang tidak dapat melebar
-          Susunan tulang daun  sejajar / melengkung
-          Jumlah mahkota dan kelopak bunga
Ciri Dicotyledonae
-          Setiap biji memiliki dua buah kotiledon
-          Akarnya tersusun dalam sistem akar tunggang
-          Batang dan akarnya berkambium
-          Akar dan batangnya dapat tumbuh melebar
-          Susunan tulang daun menjari
-          Jumlah mahkota dan kelopak bunga pada umumnya berkelipatan empat atau lima dan berbelah dua
-          Ujung akar dan batang tidak mempunyai pelindung
-          Tudung akar (kalipptra) tidak memiliki kaliptrogen

Inventarisasi Gymnospermae
1.      
GNETUM GNEMON (mlinjo)
Ø  Klasifikasi ilmiah Gnetum gnemon (Melinjo)
Kerajaan : Plantae
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Ø  Habitat
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 - 8 m.
Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi.
Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung.
Ø  Habitus
Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina).
Ø  Ukuran tinggi batang
Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu menghasilkan melinjo sebanyak 80 - 100 Kg, Bila tidak dipangkas bisa mencapai ketinggian 25 m dari permukaan tanah. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Ø  Daun
 Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul.
Ø  Bunga , buah dan  biji
 Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga.Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging. Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar.
Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).
Ø  Gambar Gnetum gnemon (mlinjo)
Ø  Ditemukan didaerah

Inventarisasi Agyospermae
2.       
Piper betle (sirih)
Ø  Klasifikasi ilmiah Piper betle (sirih)
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper bitle L.
Ø  Habitat
Tanaman sirih dapat dijumpai di derah daratan yang lembab.
Ø  Habitus
Terna atau tumbuhan-tumbuhan berkayu, herba, batang berair, batang berbuku-buku yang memanjat menggunakan akar-akar pelekat.
Ø  Batang
Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.
Ø  Akar
Tanaman sirih mempunyai sistem perakaran serabut. Dan pada pada akar tanaman sirih memiliki bagian-bagian seperti batang akar, cabang akar dan serabut akar. Akar pada tanaman sirih merupakan suatu modifikasi untuk memenuhi fungsinya dari akar yang disebut akar pelekat yaitu akar-akar yang keluar pada buku-buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk melekatkan diri pada penunjangnya.
Ø  Daun
Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm.
Ø  Bunga , buah dan biji
Bunga amentum, apetalla (tidak bercorolla) dan majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Dalam biji terdapat sel-sel minyak atsiri.
Ø  .Gambar Piper betle (sirih)

Ø  Ditemukan dari

3.       
Arthocarpus communis (sukun)
Ø  Klasifikasi ilmiah  Arthocarpus communis (sukun)
Kingdom : Plantae                                      
Famili : urticacea
Genus : Arthocarpus
Spesies : Altilitis
Ø  Habitat
Pohon ini dapat tumbuh mudah didaratan yang  tanahnya subur.
Ø  Habitus
 Pohon sukun (atau pohon timbul) umumnya adalah pohon tinggi, bertajuk rimbun dengan percabangan melebar  ke samping
Ø  Batang
 Pohon sukun tingginya dapat mencapai 10-30m,  meski umumnya di pedesaan hanya belasan meter tingginya. Hasil perbanyakan pohon ini  dengan klon umumnya pendek dan bercabang rendah. Batang besar dan lurus, hingga 8 m.
Ø  Akar
Sering dengan akar papan (banir) yang rendah dan memanjang, bertajuk renggang, bercabang mendatar.
Ø  Daun
 Berdaun besar-besar yang tersusun berselang-seling; lembar daun 20-40 × 20-60 cm, berbagi menyirip dalam, liat agak keras seperti kulit, hijau tua mengkilap di sisi atas, serta kusam, kasar dan berbulu halus di bagian bawah. Kuncup tertutup oleh daun penumpu besar yang berbentuk kerucut. Semua bagian pohon mengeluarkan getah putih (lateks) apabila dilukai.
Ø  Bunga
Perbungaan dalam ketiak daun, dekat ujung ranting. Bunga jantan dalam bulir berbentuk gada panjang yang menggantung, 15-25 cm, hijau muda dan menguning bila masak, serbuk sari kuning dan mudah diterbangkan angin. Bunga majemuk betina berbentuk bulat atau agak silindris, 5-7 × 8-10 cm, hijau.
 Buahnya berbentuk bulat sampai sedikit agak lonjong,  buah muda berkulit kasar dan buah tua berkulit halus. Warna buah tua berwarna hijau kekuningan dengan berat  dapat mencapai 4 kg per buah. Daging buah berwarna putih krem dan rasanya agak manis dan memiliki aroma spesifik.
Buah majemuk merupakan perkembangan dari bunga betina majemuk, dengan diameter 10-30 cm. Forma berbiji (timbul) dengan duri-duri lunak dan pendek, hijau tua. Forma tak berbiji (sukun) biasanya memiliki kulit buah hijau kekuningan, dengan duri-duri yang tereduksi menjadi pola mata faset segi-4 atau segi-6 di kulitnya.
Biji timbul berbentuk bulat atau agak gepeng sampai agak persegi, kecoklatan, sekitar 2,5 cm, diselubungi oleh tenda bunga. Sukun tidak menghasilkan biji, dan tenda bunganya di bagian atas menyatu, membesar menjadi 'daging buah' sukun.
Ø  Ganbar Arthocarpus communis (sukun)
Ø  Ditemikan dari
Ø  Pohon sukun memiliki 3 jenis varietas yang dicirikan oleh ukuran buah dan letak kedudukan daun. Jenis varietas pertama dan kedua berukuran buah kecil dan sedang dengan kedudukan daun agak menguncup ke atas, tepi daun bercanggap dengan lekuk dangkal. Jenias varietas lainnya berukuran buah besar dengan kedudukan daun mendatar dan tepi daun mencanggap dengan lekuk dalam.

4.       
Annona muricata l (sirsak)
Ø  Klasifikasi ilmiah Annona muricata
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Magnoliales
Famili: Annonaceae
Genus: Annona
Spesies: Annona muricata L.
Ø  Habitat
Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat. Daat tumbuh subur apabila disekitar banyak terdapat air. Tetapi untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar, maka yang paling balk ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air. Di Indonesia, sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang mempuyai ketinggian kurang dari 1000 meter di atas permukaan laut.
Ø  Habitus
Tumbuhan ini berbentuk pohon, berwarna coklat tua, batang berkayu (lignosus), silindris, permukaan kasar, percabangan simpodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada yang condong ke atas dan ada yang mendatar
Ø  Batang
Pohon ini  bisa mencapai tinggi 9 meter.Batang mempunyai batang berkayu dan dapat hidup menahun. Sirsak (Annona muricata) berupa tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah.
Ø  Akar
 Akar buah sirsak berupa akar tunggang.
Ø  Daun
Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda.

Memiliki daun berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus). Permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus), tepi daun rata (integer), daging daun tebal dan kaku seperti kulit/belulang (coriaceus). Pangkal daun runcing daun ujung daun tumpul (obtusus).
Ø  Buah, bunga dan biji
Buah berbentuk majemuk agregat bertekstur empuk daging buahnya berwarna putih berbiji banyak dan mempunyai duri yang pendek mempunyai cita rasa yang manis. Biji dalam satu buah agregat berjumlah banyak berwarna hitam mengkilat.
 Berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda.
Buah sirsak bukan buah sejati, yang ukurannya cukup besar hingga 20-30cm dengan berat mencapai 2,5 kg. Yang dinamakan "buah" sebenarnya adalah kumpulan buah-buah (buah agregat) dengan biji tunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan batas antar buah. Daging buah sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna hitam. Buah ini sering digunakan untuk bahan baku jus minuman serta es krim. Buah sirsak mengandung banyak karbohidrat, terutama fruktosa. Kandungan gizi lainnya adalah vitamin C, vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup banyak. Bijinya beracun, dan dapat digunakan sebagai insektisida alami, sebagaimana biji srikaya.
Bunga tunggal dalam berkas 1-2 berhadapan / disamping daun mahkota daun mahkota segitiga.
Ø  Gambar Annona muricata l
Ø  Tempat diperoleh desa sukorejo kat
Ø  Manfaat Annona muricata L.
Daun sirsak untuk mengobati batuk, rematik, mual, luka dan kanker. Buah sirsak untuk mengobati sakit kuning, disentri, kencing batu, dan hypertension.

5.       
Mangifera indica (mangga)
Ø  Klasifikasi ilmiah Mangifera indica
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
M. indica
Nama binomial Mangifera indica
Ø  Habitat  
Di tempat dengan curah hujan yang tidak tinggi, dan pada ketinggian 1200 m dari atas permukaan laut.
Ø  Habitus
 Ttermasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya (habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu
Ø  batang
Mmempunyai tinggi batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi 10-40 m.
Ø   akar               
Berakar  tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
Ø  Daun  
 Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.
·         Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak.
·         Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
·         Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Ø  Buah
Buah mangga termasuk kelompok buah batu (drupa) yang berdaging, dengan ukuran dan bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari bulat (misalnya mangga gedong), bulat telur (gadung, indramayu, arumanis) hingga lonjong memanjang (mangga golek). Panjang buah kira-kira 2,5-30 cm.
Kulit buah agak tebal berbintik-bintik kelenjar; hijau, kekuningan atau kemerahan bila masak. Daging buah jika masak berwarna merah jingga, kuning atau krem, berserabut atau tidak, manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah. Biji berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, mengayu dan berserat. Biji ini terdiri dari dua keping; ada yang monoembrional dan ada pula yang poliembrional. salah satu jenis mangga yang digemari di Indonesia adalah mangga arummanis

Ø  Bunga

Berumah satu (monoecious), bunga mangga merupakan bunga majemuk yang berkarang dalam malai bercabang banyak di ujung ranting. Karangan bunga biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang gundul, kuning kehijauan, sampai 40 cm panjangnya. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa mencapai 1000-6000.

Bunga-bunga dalam karangan berkelamin campuran, ada yang jantan dan ada pula yang hermafrodit (berkelamin dua). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak daripada bunga hermafrodit, dan jumlah bunga hermafrodit inilah yang menentukan terbentuknya buah. Persentase bunga hermafrodit bermacam-macam, tergantung dari varietasnya, yaitu antara 1,25%-77,9%; sementara yang mempunyai bakal buah normal kira-kira 5-10%.

Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang, dan berbau harum. Kelopak bunga biasanya bertaju 5; demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8. Warnanya kuning pucat, sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 sampai 5 yang warnanya sedikit tua. Bagian tepi daun mahkota berwarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.

Benang sari berjumlah 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua buah sedangkan yang lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerah-merahan dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikron.

Bakal buahnya tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik yang bentuknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.

 
Ø  Dioeroleh dari mana

6.       
                                                  Annona squamosa L. (srikaya)
Ø  Klasifikasi ilmiah Annona squamosa L.
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio :Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Polycarpicae/ Ranales/ Ranunculales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa L.
Ø  Habitus
Tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial). Berumah satu (monoecus), berkelamin b anci (hermaphroditus).
Ø  Batang
Berkayu, silindris, tegak, warna keabu-abuan, kulit tipis, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring ke atas. Tinggi 2 - 5 m. 
Ø  Akar
Akar tunggang. dapat digunakan untuk mengatasi: sembelit, disentri akut, depresi mental, dan nyeri tulang punggung.
Ø  Daun  
Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berseling (alternate), warna hijau, bentuk memanjang (oblongus), helaian daun tipis kaku, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan. Permukaan daun mengkilat (nitidus). Daging daun seperti kertas (papyraceus). Daun majemuk, helaian bentuk elips memanjang sampai bentuk lanset, ujung tumpul, sampai meruncing pendek, panjang 6–17 cm, lebar 2,5–7,5 cm.
Daun kelopak segitiga, waktu kuncup bersambung seperti katup, kecil. Mahkota daun mahkota segitiga, yang terluar berdaging tebal, panjang 2–2,5 cm, putih kekuningan, dengan pangkal yang berongga berubah ungu, daun mahkota yang terdalam sangat kecil atau mereduksi.
Ø  Bunga
Bunga tunggal, dalam berkas, 1-2 berhadapan atau samping daun, muncul di ketiak daun dan ujung batang, bertangkai, kelopak tebal berwarna hijau kekuningan
Dasar bunga bentuk tugu (tinggi). Benang sari berjumlah banyak, putih, kepala sari bentuk topi, penghubung ruang sari melebar, dan menutup ruang sari. Putik banyak, setiap putik tersusun dari 1 daun buah, ungu tua, kepala putik duduk, rekat menjadi satu, mudah rontok.
Ø  Buah, bunga dan biji
Merupakan buah buni ganda (buah sejati ganda). Buah majemuk agregat. Berbentuk bulat membengkok di ujung, garis tengah 5-10 cm. Buahnya berbentuk bulat dengan kulit bermata banyak. Biji dalam satu buah agregat banyak hitam mengkilat. Bijinya berwarna coklat tua. Buah semu, bulat mengerucut, warna hijau berbedak putih, 5 - 10 cm, permukaan buah benjol-benjol, dengan biji berbentuk kepingan kecil - berwarna hitam mengkilat, berbuah setelah berumur 3 - 5 tahun Perbanyaan Generatif (biji).
Ø  Gambar Annona squamosa L.

Ø  Manfaat
Daun digunakan untuk mengatasi: batuk, demam, reumatik, menurunkan kadar asam urat darah yang tinggi, disentri, rectal prolaps pada anak-anak, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk borok, luka, bisul, skabies, kudis, dan ekzema. Biji digunakan untuk mengatasi pencernaan lemah, cacingan, dan mematikan kutu kepala dan serangga. Buah muda digunakan untuk mengatasi : diare, disentri akut, dan gangguan pencernaan (atonik dispepsia). Kulit kayu digunakan untuk mengatasi: diare, disentri, dan luka berdarah.

7.       
Ø  Klasifikasi ilmiah Pachystachys lutea L. (Bunga lilin)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Sympetalae
Bangsa : Tubiflorae/Personatae/Solanales/ Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Pachystachys
Spesies : Pachystachys lutea L
Ø  Habitat
tanaman  yang berasal dari hutan hujan di Hindia Barat ini tumbuh subur di daerah tropis. Perbanyakan tanaman cukup dengan stek batang.  Bunga Lilin adalah jenis tanaman yang tidak rewel.  Cukup sinar matahari, tanah yang subur dan penyiraman biasa maka tanaman ini akan menghasilkan bunga sepanjang tahun. Gugurnya daun menandakan tanaman ini kekurangan air. Cukup dengan memangkasnya, maka tanaman perdu ini akan tumbuh sesuai dengan ketinggian yang diinginkan.  Tumbuh baik pada ketinggian 10-1500 meter diatas permukaan laut.
.
Ø  Habitus
Merupakan tanaman semak
Ø  Batang
Tinggi batang mencapai  90 – 120 cm. Menyukai tanah yang gembur dan subur di bawah sinar matahari. Batangnya bulat, beruas-ruas, kasar, dan berwarna hijau kecoklatan.

Ø  Daunnya
Daun  tunggal, bersilangan berhadapan, tidak bertangkai. Helaian daun berbentuk lanset, ujung dan pangkalnya meruncing. Daun berwarna hijau dengan permukaan daun kasar, panjang daun 5-15 cm dan pertulangan menyirip.

Ø  Akar
 Serabut, coklat kehijauan.
Ø  Bunga,buah dan biji
Lilin berwarna putih dan muncul dari dalam tandan yang menyerupai sisik udang berwarna kuning cerah. Tandan ini sebenarnya adalah merupakan modifikasi dari daun Bunga Lilin. Termasuk dalam keluarga Acantaceae.Berbunga pada musim panas dengan bunga majemuk yang keluar di ujung batang atau cabang. Bentuk bunga bulir dengan seludang bunga berbentuk oval dan ujung meruncing. Bunga tersusun seperti bongkol, dengan ukuran bervariasi dan berwarna kuning. Kelopak bunga berlepasan, bentuk jarum, panjang 1-1,5 cm, dan berwarna kuning. Benang sari 2 dengan kepala sari berbentuk panah dan berwarna hijau. Mahkota bunga berbentuk paruh, ujung bercangap 2, asimetris, panjang 3-8 cm, halus, dan berwarna putih.
Buahnya kotak, bulat telur, kasar, dengan panjang 3-8 mm, dan berwarna hijau. Bijinya bulat, jumlah banyak, keras, dan berwarna hitam.



                                     
Ø  Kandungan kimia  
Seluruh bagian tanaman bunga lilin mengandung alkaloid, saponin,dan polifenol.
Baik daun, bunga, atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar  atau setelah dikeringkan dapat digunakan sebagai obat.

8.       
Mimosa pudica (putri malu)
Ø  Habitat Putri Malu
Tumbuhan putri malu dapat tumbuh dimana saja dengan begitu suburnya disekitar kita. Putri malu dapat tumbuh secara liar dimana saja, dan tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang khusus misalnya seperti pemupukan atau penyiraman. Tanaman putri malu bisa tumbuh dimana saja diatas permukaan tanah, baik diatas permukaan tanah yang lembab maupun diatas permukaan tanah yang gersang.
Tanaman putri malu biasanya tumbuh diatas tanah yang lapang baik itu diladang, diperkebunan, diperkarangan rumah dan pada tempat yang lainnya disekitar kita.
Ø  Habitus
perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu" dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula.
Ø  Batang
Batang tumbuhan putri malu berbeda dengan tumbuhan lainnya, yaitu batang putri malu berbentuk bulat. Pada seluruh batangnya terdapat rambut dan mempunyai duri yang menempel , batang tumbuhan putrid malu dengan rambut sikat yang mengarah secara miring kepermukaan tanah atau kearah bawah.
Ø  Daun
Daun putri malu atau sikejut berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun pada setiap sirip sekitar 5 - 26 pasang. Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal memundar, tepi rata. Jika kita raba pada permukaan atas dan bawah daun terasa licin, panjang 6 - 16 mm, lebar 1-3 mm.  daun berwarna hijau, akan tetapi pada tepi daun umumnya berwarna ungu. Jika daun tersentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap.  Sirip terkumpul rapat dengan panjang 4-5,5 cm.
Ø  Akar
Putri malu atau sikejut mempunyai akar pena yang sangat kuat berbeda dengan akar-akar tanaman-tanaman lainnya, jika kita cabut langsung terangkat seluruh akar-akar nya.  Akan tetapi lain halnya dengan akar tanaman putri malu, untuk mencabuti nya kita memerlukan suatu alat-alat yang khusus agar semua akar-akar nya teracabut.
Ø  Bunga, buah dan biji
Putri malu biasanya mempunyai bunga yang berbentuk bulat seperti bola dan tidak mempunya mahkota atau kelopak bunga yang besar seperti bunga-bunga yang lain. Akan tetapi kelopak bunga putrid malu bentuknya sangat kecil dan bergigi empat seperti selaput putih. Tabung mahkotanya juga berukuran sangat kecil, bertaju empat seperti selaput putih.
Buah putri malu berbetuk polong, pipih seperti garis dan berukuran sangat kecil jika disbandingkan dengan buah-buah tumbuhan lainnya.
Sama halnya seperti buah, tanaman putri malu juga memiliki biji, yang berukuran kecil dan bulat,berbentuk pipih . putri malu termasuk kedalam tumbuhan yang berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkembangbiak dengan biji.
Ø  Gambar Mimosa pudica
Ø  Gerak tumbuhan
Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.
Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu tidak peduli darimana arah datangnya sentuhan.
Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit.
Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya.

9.        
Syzygium polyanthum (salam)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. polyanthum




Salam
adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan Nusantara. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum.

Pohon berukuran sedang, mencapai tinggi 30 m dan gemang 60 cm. Pepagan (kulit batang) berwarna coklat abu-abu, memecah atau bersisik.
Daun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm. Helai daun berbentuk jorong-lonjong, jorong sempit atau lanset, 5-16 x 2,5-7 cm, gundul, dengan 6-11 urat daun sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal nampak jelas dekat tepi helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus.
Karangan bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm, muncul di bawah daun atau kadang-kadang pada ketiak. Bunga kecil-kecil, duduk, berbau harum, berbilangan-4; kelopak seperti mangkuk, panjangnya sekitar 4 mm; mahkota lepas-lepas, putih, 2,5-3,5 mm; benang sari banyak, lk. 3 mm, terkumpul dalam 4 kelompok, lekas rontok; piringan tengah agak persegi, jingga kekuningan. Buah buni membulat atau agak tertekan, 12 mm, bermahkota keping kelopak, berwarna merah sampai ungu kehitaman apabila masak.
Salam memiliki banyak nama yaitu:
  • Melayu: ubar serai[2]
  • Sunda, Jawa dan Madura: Salam[2]
  • Kangean: kastolam[2]
  • Jawa: manting [3]
  • Sumatera: meselengan [3]
Kegunaan
Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah negeri di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur, maupun nasi. Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering atau pun segar, dan turut dimasak hingga makanan tersebut matang. [4] Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias lengkuas.
Kayunya berwarna coklat jingga kemerahan dan berkualitas menengah. Kayu yang tergolong ke dalam kayu kelat (nama perdagangan) ini dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga. Kulit batang salam mengandung tanin, kerap dimanfaatkan sebagai ubar (untuk mewarnai dan mengawetkan) jala, bahan anyaman dari bambu dan lain-lain. Kulit batang dan daun salam biasa digunakan sebagai bahan ramuan tradisional untuk menyembuhkan sakit perut. Buah salam dimakan orang juga, meski hanya anak-anak yang menyukainya.[1]
Secara tradisional, daun salam digunakan sebagai obat sakit perut. [1] Daun salam juga dapat digunakan untuk menghentikan buang air besar yang berlebihan. [5] Pohon salam bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi, melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal-gatal, kencing manis, dan lain-lain. [6]
Penggunaan daun salam sebagai obat di atas disebabkan oleh kandungannya yakni pada daun salam kering terdapat sekitar 0,17% minyak esensial, dengan komponen penting eugenol dan metil kavikol (methyl chavicol) di dalamnya. Ekstrak etanol dari daun menunjukkan efek antijamur dan antibakteri, sedangkan ekstrak metanolnya merupakan anticacing, khususnya pada nematoda kayu pinus Bursaphelenchus xylophilus. [4] Kandungan kimia yang dikandung tumbuhan ini adalah minyak atsiri, tannin, dan flavonoida. Bagian pohon yang bisa dimanfaatkan sebagai obat adalah daun, kulit batang, akar, dan buah.[6]
Ekstrak daun salam 3x250 mg/hari menunjukkan kecenderungan dapat menurunkan kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan terutama pada kadar gula darah di bawah 200 mg/dL walaupun secara statistik perbedaannya tidak signifikan. [7]

Ekologi

Salam menyebar di Asia Tenggara, mulai dari Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Pohon ini ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan primer dan sekunder, mulai dari tepi pantai hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di Sabah) dan 1.300 m dpl (di Thailand); kebanyakan merupakan pohon penyusun tajuk bawah. [4] Di samping itu salam ditanam di kebun-kebun pekarangan dan lahan-lahan wanatani yang lain, terutama untuk diambil daunnya. Daun salam liar hampir tak pernah dipergunakan dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda dan kurang harum, salam liar juga menimbulkan rasa agak pahit.

10.   
Jamblang / duwet adalah sejenis pohon buah dari suku jambu-jambuan (Myrtaceae).

Pohon jamblang

Buah jamblang
Pohon yang kokoh dan tidak menggugurkan daun, kadang-kadang berbatang bengkok, tinggi hingga 20 m dan gemang mencapai 90 cm. Bercabang rendah dan bertajuk bulat atau tidak beraturan.
Daun-daunnya terletak berhadapan, bertangkai 1-3,5 cm. Helaian daun bundar telur terbalik agak jorong sampai jorong lonjong, 5-25 x 2-10 cm, pangkal berbentuk pasak atau membundar, ujung tumpul atau agak melancip, bertepi rata, menjangat tebal dengan tepi yang tipis dan agak tembus pandang. Hijau tua berkilat di sebelah atas, daun jamblang agak berbau terpentin apabila diremas. Daun yang muda berwarna merah jambu.
Karangan bunga dalam malai atau malai rata, renggang, hingga tiga kali bercabang; umumnya muncul pada cabang-cabang yang tak berdaun. Bunga kecil, duduk rapat-rapat, 3-8 kuntum di tiap ujung tangkai, berbau harum. Daun kelopak bentuk lonceng melebar atau corong, tinggi 4-6 mm, kuning sampai keunguan. Daun mahkota bundar dan lepas-lepas, 3 mm, putih abu-abu sampai merah jambu, mudah gugur. Benang sari banyak, 4-7 mm; putik 6-7 mm.
Buah buni berbentuk lonjong sampai bulat telur, sering agak bengkok, 1-5 cm, bermahkota cuping kelopak, dengan kulit tipis licin mengkilap, merah tua sampai ungu kehitaman, kadang-kadang putih. Sering dalam gerombolan besar. Daging buah putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu, hampir tak berbau, dengan banyak sari buah, sepat masam sampai masam manis. Biji lonjong, sampai 3,5 cm. [2] [3]
Kegunaan
Bunga jamblang
Buah jamblang biasa dimakan segar. Di India dan Filipina, seperti juga kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah jamblang yang masak dicampur dengan sedikit garam dan kadang-kadang ditambahi gula, lalu dikocok di dalam wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga lunak dan berkurang sepatnya. Buah yang kaya vitamin A dan C ini juga dapat dijadikan sari buah, jeli atau anggur. Di Filipina, anggur jamblang diusahakan secara komersial. [2]
Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, meskipun tidak istimewa dan agak mudah pecah. Kayu ini cukup kuat, tahan air dan serangan serangga; sekalipun agak sukar dikerjakan. Yang terlebih sering ialah digunakan sebagai kayu bakar. Kulit kayunya menghasilkan zat penyamak (tanin) dan dimanfaatkan untuk mewarnai (ubar) jala. Kepingan kecil pepagan ini juga kadang-kadang dibubuhkan untuk menghambat keasaman tuak. Daunnya kerap digunakan sebagai pakan ternak.
Beberapa bagian tumbuhan juga dipergunakan sebagai bahan obat, tradisional maupun modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali digunakan sebagai obat kencing manis, murus (diare), dan beberapa penyakit lain. Bahkan simplisia dari kulit batang (dikenal sebagai Syzygii cortex) dan biji jamblang (disebut Syzygii semen) dahulu dianjurkan sebagai sediaan apotek yang tidak wajib. Di samping tanin, bahan aktif yang dikandungnya antara lain adalah glukosida yambolin (jamboline). [1] [4]
Pohon jamblang juga sering ditanam sebagai pohon peneduh di pekarangan dan perkebunan (misalnya untuk meneduhi tanaman kopi), atau sebagai penahan angin (wind break). Bunga-bunganya baik sebagai pakan lebah madu.

Daftar pustaka
sumber http://solihahfitri.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

silahkan tinggalkan komentar anda,biar saya dapat memperbaiki dan melayani anda dengan baik
makasih sudah berkunjung ke blogku kawan :)

Entri Populer

Contact Form

Name

Email *

Message *