Sunday, 27 April 2014

MEKANISME GERAK REFLEKS DAN GERAK SADAR

A.    Gerak Refleks
        Refleks adalah suatu gerakan yang tidak sengaja dilakukan yang merupakan respon dari system saraf terhadap stimulus. Gerak refleks terdiri dari 5 komponen. Jika satu saja dari 5 komponen ini tak terpenuhi, maka respon refleks terhadap stimulus akan diubah. Komponen tersebut adalah:


1.      Reseptor
  • Fungsi utamanya adalah mentransduksikan energi lingkungan dan mengubahnya  menjadi aksi potensial pada saraf sensori.
  • Sebagai contoh adalah reseptor dari  retina mentransduksikan cahaya, pada kulit akan mentransduksikan panas, dingin, tekanan, dan stimulus cutaneous lainnya.
2.      Saraf sensorik (saraf aferen)
  • Saraf ini membawa aksi potensial dari reseptor ke CNS.
  • Saraf ini memasuki medula spinalis dari akar dorsal.
3.      Sinapsis pada CNS
Pada gerak refleks, biasanya ada lebih dari satu sinapsis. Walaupun ada sedikit monosinapsis seperti yang datang dari gelendongan otot.

4.      Saraf motorik (saraf eferen)
  • Saraf  ini membawa aksi potensial dari CNS ke target (efektor) organ.
  • Saraf motorik meninggalkan spinal cord melewati akar ventral.
5.      Organ target (efektor)
  • Di sini terjadi respon atas suatu stimulus.
  • Biasanya organ yang memberikan gerak refleks adalah otot atau iris mata
(Cunningham, 2002)

Macam-macam gerak reflek, yaitu:

1.      Refleks segmental
Adalah refleks yang hanya melewati sebagian kecil dari CNS.
Contohnya adalah refleks peregangan otot dan refleks cahaya pada pupil karena hanya menggunakan segmen kecil dari medulla spinalis atau brainstem.

2.      Refleks intersegmental
Refleks ini menggunakan multiple segmen dari CNS.
Contohnya adalah respons propriosepsi karena aksi potensial saraf sensori jauh memasuki spinal cord dan belum akan berjalan kembali ke cerebral cortex sebelum responsi motorik dihasilkan. Respon motorik kembali melalui rute intersegmental yang sama.

 (Cunningham, 2002)


B. Gerak Sadar
     
        Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. (Pangestiningsih, 2010)

       Sistem saraf terdiri dari saraf aferen dan saraf eferen. Saraf aferen (sensorik) berfungsi menyalurkan informasi yang berasal dari organ reseptor. Mekanisme penghantaran informasi antara reseptor dengan sistem saraf pusat terjadi melalui proses penghantaran impuls dengan kode irama dan frekuensi tertentu.

     Saraf eferen (motorik) terdiri dari dua bagian yaitu somatik dan autonom. Saraf motorik somatik membawa impuls dari pusat ke otot rangak sebagai organ efektor. Melalui proses komunikasi secara biolistrik di saraf dan proses komunikasi melalui neurotransmitter di hubungan saraf-otot, dapat terbangkit kontraksi otot. Baik kekuatan maupun jenis kontraksi otot rangka dapat dikendalikan oleh sistem saraf pusat maupun oleh sistem saraf tepi. Sistem saraf somatik turut berperan dalam proses mengendalikan kinerja otot rangka yang diperlukan untuk menyelenggarakan beragam sikap dan gerakan tubuh. Pembagian secara garis besar dapat dilihat pada gambar dibawah (Singgih, 2003).


Picture
Skema garis besar susunan saraf, terlihat pembagian struktur berdasarkan fungsinya (Singgih, 2003).


REFERENSI

Cunningham, J. G., 2002. Textbook of Veterinary Physiology. Saunders Company. Philadelphia

Pangestiningsih, T. W., 2010. Mikroanatomi Sistem Saraf. Presentasi Kuliah Pengantar Tanggal 13 April  2010 Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Yogyakarta

Singgih, S. A., 2003. Sistem Saraf Sebagai Sistem Pengendali Tubuh. Departemen Ilmu Faal FKUI. Jakarta

No comments:

Post a Comment

silahkan tinggalkan komentar anda,biar saya dapat memperbaiki dan melayani anda dengan baik
makasih sudah berkunjung ke blogku kawan :)

Entri Populer

Contact Form

Name

Email *

Message *